Mengenal Apa itu Subnetting, serta Tujuan dan Manfaat

konsep subnetting

Subnetting adalah teknik pembagian suatu jaringan menjadi beberapa cabang/sub jaringan (sub network) dengan jumlah anggota (host) yang lebih kecil, sehingga IP address akan menjadi lebih sedikit dan penggunaan IP akan menjadi lebih efisien. Teknik subnetting ini biasanya dapat dilakukan pada IP Kelas A, B, dan C.


Tujuan dan Manfaat Subnetting

Sebagai contoh subnetting pada IPv4 kelas C yang memiliki jumlah host dengan total 254 untuk 1 jaringan, IP ini paling sering digunakan untuk jaringan intranet atau jaringan lokal/LAN yang dikenal dengan IP Private. Jumlah total IP per Network yang dimiliki pada IP kelas C berjumlah 254 yang dapat dipecah menjadi beberapa segmen subnet dengan jumlah host yang lebih kecil dengan jumlah host per subnet yang telah ditentukan.

Tapi perlu diingat pemecahan IP akan mengakibatkan penurunan terhadap jumlah host, sebab setiap subnet memerlukan 1 IP broadcast dan IP ini tidak dapat dipakai, IP broadcast biasanya IP akhir.

Lalu untuk apa perlu dilakukannya pemecahan network dengan jumlah IP pada host yang besar ke dalam sub network dengan jumlah anggota yang lebih kecil ?, ada berbagai alasan, tujuan dan manfaat dalam pencabangan/subnetting pada IP ini antara lain :

1. Mengurangi Traffic Broadcast
Ketika Komputer melakukan komunikasi menggunkan standar TCP/IP maka komputer akan mengirimkannya ke suma host (broadcast) yang ada pada jaringan (network), Seluruh komputer yang ada pada jaringan akan menerima paket yang sama dan akan memeriksa paket tersebut apakah untuk dirinya atau bukan, jika bukan maka paket akan diabaikan.

Jaringan akan dipenuhi dengan broadcast traffic bila dalam satu jaringan memiliki jumlah host yang banyak yang dapat menyebabkan jaringan penuh dan performa jaringan akan menurun. Salah satu cara untuk mengurangi trafic broadcast alah dengan cara memecah jaringan /network menjadi beberapa subnet dengan jumlah host yang lebih kecil

2. Penggunaan IP Lebih Efisien
Jika dalam jaringan mempunyai jumlah host hanya 20-an maka tidak perlu mengalokasikan IP dengan jumlah 200an, penggunaan subnetting yang sesuai jumlah host akan lebih efisien ketimbang dengan subnet yang jumlah host yang tidak sesusai, tentu dapat menyebabkan penggunaan IP yang acak atau amburadul.

Jika hanya 20an komputer/host maka dapat menggunakan CIDR /27 dengan jumlah host 30. Contoh, disaat komputer menggunakan ip network 192.168.1.0/27 dengan ip host 192.168.1.1 s/d 192.168.1.30 dan subnetmasknya 255.255.255.224

3. Memudahkan dalam Administrasi/Pengelolaan
Didalam sebuah kantor atau perusahaan yang menggunakan jaringan besar maka ada baiknya jaringan tersebut dibuat subnet untuk masing-masing devisi, dengan demikian pengelolaan dan troubleshooting jaringan akan lebih muda. Jika terjadi error pada jaringan maka akan cepat diketahui penyebabnya dan hanya terjadi pada blok subnet itu sendiri sehingga tidak merambah ke jaringan yang lainnya.

Misalnya dalam sebuah kantor terdapat 3 devisi dengn jumlah komputer per devisi 20-25, jadi untuk total kmuter yang ada sebesar 25*3= 75 komputer/host sehingga kita dapat memecah IP jaringan tersebut ke 192.168.1.0/27 yang beranggotakan 30 host di setiap subnet.

  1. Devisi A
    • Subnet ID 192.168.1.0/27
    • IP host : 192.168.1.1 s/d 192.168.1.30
    • Subnetmask : 255.255.255.224
    • Broadcast : 192.168.1.31
  2. Devisi B
    • Subnet ID 192.168.1.32/27
    • IP host : 192.168.1.33 s/d 192.168.1.62
    • Subnetmask : 255.255.255.224
    • Broadcast : 192.168.1.63
  3. Devisi C
    • Subnet ID 192.168.1.64/27
    • IP host : 192.168.1.65 s/d 192.168.1.94
    • Subnetmask : 255.255.255.224
    • Broadcast : 192.168.1.95


4. Lebih Aman dengan Subnetting
Disaat membatasi jumlah host dalam suatu jaringan menggunakan subnetting dapat mencegah pengguna lain untuk masuk ke dalam jaringan. Sebagai contoh ketika mengkoneksikan peer to peer antar router dengan menggunkan subnet dengan CIDR /30 yang jumlah hostnya 2 maka akan mencega komputer lain terhubung kecuali kedua komputer yang sudah dihubungkan sebelumnya.


Istilah Umum Dunia Subnetting

Sebelum melakukan praktek menghitung subnet, akan bainya jika kita mengetahui istilah umum yang digunakan saat melakukan subnetting agar tidak bingung dalam pengerjaannya.

1. CIDR/Mask Bit
Secara umum sebuah IP ditulis dengan 192.168.1.1 akan tetapi terkadang ditulis dengan 192.168.1.1/24 (pada router), lalu apa artinya? maksud penulian IP tersebut ialah menandahkan subnetmask yang digunakan bernilai 24 bit yang diselubungi dengan binari "1" atau subnetmasknya ialah : 11111111.11111111.11111111.00000000 atau 255.255.255.0 . Konsep inilah yang disebut dengn CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang pertamakali diperkenalkan pada tahun 1992 oleh IEFT. Nilai CIDR pad IP kelas C adalah /24 sampai /30

2. Host per Subnet
Host dapat diartikan sebagai device sepeti komputer/laptop, handphone, dll. Jadi yang dimaksud dengan host per subnet ialah jumlah alokasi IP yang dapat digunakan host dalam satu subnet.

3. Maximum Subnet
Saat kamu memecah network menjadi subnetwork dengan jumlah host yang lebih kecil, kamu bisa menentukan network tersebut mau dibagi menjadi beberapa bagian. Misalnya ketika kita ingin membagi jaringan /24 dengan jumlah host 254 menjadi 2, 4, 8, 16, 32, 64 subnet. Tentu saja semakin besar pecahan makin sedikit jumlah hostnya.

4. Host Address Range
Merupakan range IP yang dapat digunakan oleh komputer/host setelah melakukan pemecahan network ke dalam subnetwork.

5. Subnet ID
Merupakan IP Subnet yang mewakili semua anggotanya. Misalnya kita mengetikan 192.168.1.0/24 artinya kita telah menyebutkan semua anggota dari subnet atau network tersebut yaitu 192.168.1.1 s/d 192.168.1.255

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Mengenal Apa itu Subnetting, serta Tujuan dan Manfaat"

Posting Komentar